Kalo kebetulan lagi pada melek
politik akhir-akhir ini, pasti sering banget lihat banyak argumen bertebaran untuk kampanye atau mendukung pilihan
masing-masing. Seru sih, karena disaat media sosial lagi berkembang, demokrasi
jadi digeber abis-abisan. Tapi yang bikin eneg adalah banyaknya argumen yang
memiliki logika yang sesat. Baik itu dari para calon terpilih maupun
simpatisannya.
Logika sesat
itu banyak jenisnya, memanfaatkan kelemahan orang dalam bernalar. Sering banget dipake sebagai jurus
dalam berbagai macam kesempatan, terutama oleh para politisi dan media. Tujuannya
ya buat ngebodohin orang-orang supaya kemakan argumen mereka.
Nah supaya
kita bisa berargumen dengan baik dan benar dan bisa mengenali mana argumen yang
tai sapi dan mana argumen yang valid, gak ada salahnya kita kenalan dengan
beberapa tipe logika sesat di bawah ini:
1. Slippery Slope
Argumen yang
bilang kalo kita membiarkan peristiwa A sampai terjadi maka akan berujung pada
peristiwa B. Ini adalah tipe argumen yang nakut-nakutin orang, kalo gak mau B
terjadi ya A jangan sampai kejadian.
Contoh:
Capres 1: “Kalo kita kasih daerah
yang satu pemekaran, nanti yang lain minta pemekaran juga.”
Kenapa hal
ini termasuk kesesatan berpikir? Karena biasanya gak didukung dengan data
statistik yang menyebutkan bahwa konsekuensi dari A itu pasti B.
2. Appeal To Authority
Menggunakan
opini dari pihak yang berkuasa, berpengaruh atau berkedudukan tinggi sebagai
argumen.
Contoh:
Pendukung Capres 2: “Kata Capres 2,
bisa kok programmer nyelesaiin sistem e-goverment dalam waktu 2 minggu; jadi ya
pasti bisa, wong dia Capres!”
Kenapa hal
ini termasuk kesesatan berpikir? Ya karena bisa aja pihak yg dijadiin patokan itu
salah. Berkuasa, berkedudukan tinggi, gak bikin mereka selalu bener.
3. Ad Hominem
Menyerang
pribadi lawan untuk melemahkan argumen mereka.
Contoh:
Pendukung Capres 2: “Ah jangankan
memimpin negara, mimpin pasukan aja dipecat. Mimpin keluarga cere dan gak deket
sama anaknya. Bisanya cuma mimpin kuda. Emangnya rakyat Indonesia itu sama
kayak kuda?”
Kenapa hal
ini termasuk kesesatan berpikir? Karena argumen kaya gini biasanya ga ada kaitannya
sama sekali sama argumen yang disampaikan lawan. Jatohnya cuma ngalihin isu
aja.
4. Black-or-White
Dikotomi
keliru. Keyakinan kalo dunia itu hitam dan putih. Kalo gak A ya B.
Contoh:
Pendukung Capres 1 : “Kalo kamu
stand on the right side, berarti kamu KAFIR!”
Kenapa hal
ini termasuk kesesatan berpikir? Yah ini sih gak perlu dijelasin yak. Udah paling ultimate ini
ngaco logikanya.
5. The Texas Sharpshooter
Memakai satu
contoh kasus skala kecil untuk mendukung argumen yang sifatnya umum
Contoh:
Capres 1: “Hakim Inggris aja gajinya
lebih besar dari Perdana Menteri, jadi kalo mau ngurangin korupsi ya naikin
gaji pejabat”
Kenapa hal
ini termasuk kesesatan berpikir? Karena untuk argumen yang menggeneralisir harus pakai
dukungan data yang lebih komprehensif.
Jenis-jenis
kesesatan berpikir masih banyak lagi macemnya. Kalo lagi becandaan
sama temen sih ya gak
masalah asal njeplak. Tapi kalo udah di panggung nasional, ngomongin hal-hal
penting, kan berabe. Gitu deh. Tumben serius ya? Gapapa lah biar pada pinter
dan gak diboongin terus sama media dan politikus. Mwah.
5 Logika Sesat yang Paling Sering Dilakukan Saat Berdebat
Reviewed by Unknown
on
Desember 28, 2017
Rating:
Sangat membantu sekali kaka
BalasHapusAnda kok soj asik
BalasHapusSangat bermanfaat terima kasih 👍🏻
BalasHapusWaw keren
BalasHapus